Erosi adalah proses berpindahnya massa batuan dari satu tempat ke tempat lain yang dibawa oleh tenaga pengangkut yang bergerak di muka muka bumi. Secara umum erosi terdiri atas tiga tahapan antara lain sebagai berikut:
a) detachment yaitu pelepasan batuan dari massa
induknya
b) transportasi yaitu pemindahan batuan yang
terkikis dari suatu tempat ke tempat lain;
c) sedimentasi yaitu pengendapan massa batuan yang
terkikis.
Jenis erosi
1. Berdasarkan
kecepatan terjadinya erosi dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a)
Erosi geologi
Erosi
geologi adalah bentuk pengikisan proses pengikisan atau penghancuran tanahnya
relatif seimbang dengan proses pembentukannya. Gejala alam ini dapat dikatakan
tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
b)
Erosi tanah
Erosi
tanah atau dinamakan pula erosi yang dipercepat (accelerated erosion)
yaitu bentuk erosi yang proses penghancuran tanah (batuan) jauh lebih cepat
dibandingkan dengan pem bentukannya. Erosi tanah biasanya dipercepat oleh
aktivitas manusia dalam mengelola lahan tanpa memperhatikan unsur-unsur
kelestarian alam misalnya penebangan hutan sembarangan dll.
2. Berdasarkan
zat pelaku atau pengikisnya, yaitu:
a. Erosi Air
Massa air yang mengalir, baik gerakan air di dalam tanah
maupun di permukaan Bumi berupa sungai atau air larian permukaan selamban
apapun pasti memiliki daya kikis. Sedikit demi sedikit, air yang mengalir itu
mengerosi batuan atau tanah yang dilaluinya. Semakin cepat gerakan air
mengalir, semakin tinggi pula daya kikisnya. Oleh karena itu, sungai-sungai di wilayah
perbukitan atau pegunungan yang alirannya deras memiliki lembah yang lebih
curam dan dalam dibandingkan dengan sungai di wilayah dataran yang alirannya
relatif tenang.
Secara umum dilihat dari tahapan kerusakan tanah yang
terkikis, erosi air terdiri atas empat tingkatan, yaitu sebagai berikut.
a. Erosi Percik (Splash Erosion)
Erosi ini
berupa percikan partikel-partikel tanah halus yang disebabkan oleh tetes hujan
pada tanah dalam keadaan basah. Tanda-tanda nyataadanya erosi percik pada musim
hujan dapat kamu lihat pada permukaan daun yang terdapat partikel tanah, adanya
batuan kerikil di atas lapisan tanah.
b. Erosi Lembar (Sheet Erosion)
Erosi ini memecah partikel tanah
pada lapisan tanah yang hampir seragam, sehingga erosi ini menghasilkan
kenampakan yang seragam.
c. Erosi Alur (Riil Erosion)
Erosi ini menghasilkan alur-alur
yang mempunyai kedalaman kurang dari 30 cm dan lebar kurang dari 50 cm. Sering
terjadi pada tanah-tanah yang baru saja diolah.
d. Erosi Parit (Gully Erosion)
Erosi ini menghasilkan alur-alur
yang mempunyai kedalaman lebih dari 30 cm dan lebar lebih dari 50 cm.
b. Erosi Gelombang
Laut
Erosi oleh gelombang laut dinamakan
pula abrasi atau erosi marin. Gelombang laut yang bergerak ke arah pantai mampu
mengikis bahkan memecahkan batu-batu karang di pantai, kemudian diangkut ke
tempat tempat lain di sekitarnya atau ke arah laut dan samudra.
Erosi oleh gelombang laut dinamakan
pula abrasi atau erosi marin. Gelombang laut yang bergerak ke arah pantai mampu
mengikis bahkan memecahkan batu-batu karang di pantai, kemudian diangkut ke
tempat tempat lain di sekitarnya atau ke arah laut dan samudra.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan abrasi antara
lain sebagai berikut.
(1) Kekerasan batuan, semakin keras jenis batuan yang ada di
pantai, semakin tahan terhadap erosi.
(2) Gelombang laut, semakin besar gelombang yang bergerak ke
arah pantai, semakin besar kemungkinannya untuk mengerosi wilayah pantai.
(3) Kedalaman laut di muka pantai, jika laut yang terletak
di muka pantai merupakan laut dalam, gelombang laut yang terjadi lebih besar
dibandingkan dengan laut yang dangkal, sehingga kekuatan erosi akan lebih
besar.
(4) Jumlah material yang dibawa gelombang terutama kerikil
dan pasir, semakin banyak material yang diangkut semakin kuat daya abrasinya.
Bentang alam khas yang sering kita jumpai sebagai akibat
adanya abrasi antara lain sebagai berikut.
(1) Cliff, yaitu pantai yang berdinding curam sampai tegak.
(2) Relung, yaitu cekungan-cekungan yang terdapat pada
dinding cliff.
(3) Dataran Abrasi, yaitu hamparan wilayah dataran akibat
abrasi. yang dapat dilihat dengan jelas saat air laut surut.
(4) Gua laut (Sea Cave).
c. Erosi
Angin
Erosi oleh pengerjaan angin (deflasi) banyak terjadi di
daerah gurun beriklim kering yang sering terjadi badai pasir yang dikenal
dengan istilah harmattan atau chamsina. Pada saat kejadian angin kencang
tersebut, butiran-butiran kerikil dan pasir yang terbawa angin akan mengikis
bongkah batuan yang dilaluinya.
d. Erosi Glasial
Erosi
glasial adalah bentuk pengikisan massa batuan oleh gletser, yaitu massa es yang
bergerak. Gletser terdapat di wilayah kutub atau di pegunungan tinggi yang
puncaknya senantiasa tertutup oleh lembaran salju dan es, seperti Pegunungan
Jayawijaya, Rocky, dan Himalaya. Massa gletser yang bergerak menuruni lereng
pegunungan akibat gaya berat maupun pencairan es akan mengikis daerah-daerah
yang dilaluinya. Massa batuan hasil pengikisan yang diangkut bersamasama dengan
gerakan gletser dinamakan morain.
Ciri khas
bentang alam akibat erosi glasial adalah adanya aluralur yang arahnya relatif
sejajar pada permukaan batuan sebagai akibat torehan gletser. Jika erosi
gletser ini terus-menerus berlangsung dalam waktu yang sangat lama, akan
terbentuk lembah-lembah yang dalam, memanjang, dan searah dengan gerakan
gletser.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar